LAPORAN
PRAKTIKUM
TEKNIK
PENANGANAN HASIL PERTANIAN
(Karakteristik
Fisik Bahan Hasil Pertanian (Bentuk dan Ukuran))
Oleh :
Nama :
Dadan Hamdani
NPM :
240110110023
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 10 September 2013
Waktu : 08.00-10.00 WIB
Co. Ass :
Wahdan Ambar B
![5031992668_84ae250f7c_z.jpg](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.png)
LABORATORIUM
PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES
TEKNIK
DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS
PADJADJARAN
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Bahan-bahan hasil pertanian mempunyai bentuk
dan ukuran yang tidak seragam, maka dari itu diperlukan ilmu untuk mengukur dan
menganalisa bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian untuk mengklasifikasinya
kedalam keseragaman bentuk. Dalam dunia industri penanganan hasil pertanian
merupakan salah satu komponen penting dalam proses pasca panen penanganan ini
dapat dilakukan dengan teknik grading atau sortase sehingga diperlukan pengetahuan
tentang karakteristik bahan tersebut, selain itu dalam penanganan hasil pertanian
dibutuhkan juga beberapa alat dan mesin yang bisa mempermudah proses
penanganan. Mesin-mesin yang akan di buat berdasarkan karakteristik dari bahan
itu sendiri khususnya memperhatikan karakteristik hasil pertanian dari sisi
bentuk.
Konsumen tertentu memiliki penerimaan tertentu
mempertimbangkan karakteristik fisik. Bentuk dan ukuran berat dan warna yang
seragam menjadi pilihan konsumen. Untuk mencegah kerusakan seminimal mungkin,
diperlukan pengetahuan tentang karakteristik watak sifat teknik bahan hasil
pertanian yang berkaitan dengan karakteristik fisik, mekanik dan termis. Oleh
sebab itulah kami melakukan praktikum mengenai karakteristik fisik bahan hasil
pertanian untuk klasifikasi standar bentuk dan ukuran produk hasil pertanian.
1.2.
Tujuan Praktikum
·
Menentukan bentuk suatu bahan hasil
pertanian berdasarkan ukuran, kebundaran, kebulatan.
·
Menentukan hubungan anatara bentuk suatu
bahan hasil pertanian dengan volume dan luas permukaannya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Kebundaran
(roundness)
Kebundaran adalah suatu ukuran ketajaman
sudut-sudut dari suatu benda padat. Nilai kebundaran suatu bahan berkisar 0-1.
Apabila nilai kebundaran suatu bahan hasil pertanian mendekati 1, maka bentuk
bahan tersebut mendekati bundar.
Rumus
mencari nilai kebundaran (roundness)
:
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.png)
Dimana :
diameter dalam,
diameter luar
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.png)
2.2. Kebulatan
(sphericity)
Sphericity
dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter bola yang mempunyai
volume sama dengan objek dengan diameter bola terkecil yang dapat mengelilingi
objek. Seperti halnya nilai kebundaran, nilai kebulatan suatu bahan juga
berkisar antara 0-1. Apabila nilai kebulatan suatu bahan hasil pertanian
mendekati 1 maka bahan tersebut mendekati bentuk bola (bulat).
![38](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.jpg)
Gambar 1. Definisi kebulatan dan kebundaran
(Sumber : http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2050667-Sifat
Fisik Bahan Pertanian/)
Rumus mencari kebulatan (sphericity) :
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.png)
Rumus ini hanya berlaku jika
asumsi bahan berbentuk elips.
2.3. Bentuk
dan Ukuran
Dalam proses pengolahan suatu bahan hasil
pertanian, bentuk dan ukuran suatu komoditi merupakan parameter yang penting
didalam penilaian. Bentuk dan ukuran merupakan 2 hal yang tidak dapat
dipisahkan pada suatu obyek. Pada umumnya bentuk dan ukuran ini digunakan untuk
menggambarkan obyek secara fisual. Dalam penggolongan tingkat mutu (grading)
biasanya ukuran dan bentuk merupakan faktor mutu yang pertama kali di lihat.
Beberapa kriteria yang termasuk ukuran adalah :
1. Bobot
Bobot suatu bahan dapat
diukur dengan berbagai jenis neraca sejak yang halus sampai kasar, tergantung
kepada tingkat ketelitian pengukuran yang di kehendaki. Dimana bobot suatu
bahan tersebut dapat di catat sebagai bobot total, bobot rata-rata, dan bobot
persatuan tertentu.
2. Volume
Pengukuran volume ada dua
pengertian yaitu: volume nyata (volume bahan tesebut dalam suatu wadah
tertentu) dan volume mutlak (suatu bahan adalah volume bahan itu sendiri).
3. Panjang,
lebar, diameter
Panjang, lebar dan diameter
suatu bahan dapat di ukur dengan menggunakan berbagai alat pengukur seperti
penggaris, micrometer, dan vernier caliper.
4. Kerapatan
Kerapatan dapat dibagi
menjadi tiga bagian yaitu ; kerapatan nisbi (perbandingan antara kerapatan
suatu bahan pada suatu suhu tertentu dengan kerapatan standar), nyata
(perbandingan antara massa suatu bahan pada suhu tertentu dengan massa air pada
suhu yang sama) dan kerapatan mutlak (perbandingan antara bobot dengan volume
bahan).
5. Luas
bidang
Sebagian besar semua hasil
pertanian memiliki ukuran yang tidak beraturan. Pengukuran luas bidang dari
bahan yang tak beraturan di lakukan dengan dua cara yaitu : penimbangan dan
simpon,s rule. Sedangkan yang termasuk ke dalam bentuk adalah :
1. Oval
2. Simetri
3. Melengkung
Untuk mendefinisikan bentuk,
beberapa parameter dimensional perlu diukur. Pada keadaan dimana bentuk dan
ukuran berpengaruh pada proses suatu hubungan dapat digambarkan dengan satu
persamaan berdimensi dua sebagai berikut :
I = ( b, u) Rumus
......................... 3
Dimana
: I = indeks yang dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran.
Bentuk komoditas produk pangan dapat
dikelompokkan sebagai bentuk umum dan bentuk normal. Bentuk umum komoditas
menyatakan bentuk yang dapat dideskripsikan dan diukur secara fisik. Dalam
pengawasan mutu produk bentuk komoditas padat yang bersifat umum dapat
dinyatakan seperti ketiga bentuk dasar atau bentuk turunannya yaitu bulat,
lonjong, silinder, kerucut, kubus, bundar dan lain-lain (Thumi, 2010).
2.4. Kemiripan
terhadap benda-benda geometri
Selain membandingkan dengan bentuk standar,
penentuan bentuk bahan hasil pertanian dapat juga ditentukan dengan melihat
kemiripan dengan benda-benda geometri tertentu, seperti bulat memanjang (prolate
spheroid), bulat membujur (oblate spheroid), dan kerucut berputar
atau silinder. Adapun definisi dari masing-masing bentuk tersebut adalah
sebagai berikut :
1.
Bulat memanjang (prolate spheroid) adalah
bentuk yang terjadi apabila sebuah bentuk elips berputar pada sumbu panjangnya.
Salah satu contoh dari bentuk ini adalah buah lemon (sejenis jeruk sitrun).
2.
Bulat membujur (oblate spheriod) adalah bentuk
yang terjadi apabila sebuah elips berputar pada sumbu pendeknya. Salah satu
contohnya adalah buah anggur.
3. Kerucut
berputar atau silinder adalah bentuk yang menyerupai kerucut atau silinder
(tabung). Contohnya adalah wortel.
2.5. Istilah dan
deskripsi objek dari bentuk acuan
Dalam bentuk acuan dikenal beberapa istilah
yang digunakan untuk memeriksa suatu objek. Adapun istilah dan perian objek
dari bentuk acuan dapat dilihat di tabel 1.
Tabel 1.
Istilah dan deskripsi objek dari bentuk acuan
Bentuk
|
Deskripsi
|
Bundar (Round)
|
Menyerupai bentuk bulatan (spheroid)
|
Oblate
|
Datar pada bagian pangkal dan pucuk atau puncak
|
Kerucut (Conic)
|
Meruncing ke arah bagian puncak
|
Bujur telur (Ovate)
|
Bentuk seperti telur dan melebar pada bagian pangkal
|
Berat sebelah atau miring (Lopsided)
|
Poros yang menghubungkan pangkal dan puncak tidak
tegak lurus melainkan miring
|
Bujur telur terbalik (Obovate)
|
Seperti telur terbalik
|
Bulat panjang (Elliptical)
|
Menyerupai bentuk elips (bulat panjang)
|
Kerucut terpotong (Truncate)
|
Kedua ujungnya mendatar atau persegi
|
Tidak seimbang (Unequal)
|
Separuh bagian lebih besar daripada yang lain
|
Ribbed
|
Pada potongan melintangnya sisi-sisinya menyerupai
sudut-sudut
|
Teratur (Regular)
|
Bagian horizontalnya menyerupai lingkaran
|
Tidak teratur (Irregular)
|
Potongan horizontalnya sama sekali tidak menyerupai
lingkaran
|
Sumber : (Mohsenin, 1980).
2.6. Pengukuran
dimensi sumbu
Untuk objek-objek yang berukuran kecil seperti
biji-bijan, garis besar proyeksi dari setiap objek dapat diukur dengan
menggunakan sebuah alat pembesar photo (photographics enlarger), namun
cara sederhana juga dapat pula dilakukan dengan metode proyeksi dengan
menggunakan OHP (Over Head Projector).
Adapun cara penggunaan pengukuran dimensi
sumbu menggunakan OHP adalah sebagai berikut :
1.
Bahan diletakan di atas OHP untuk diproyeksikan.
2.
Kertas milimeter blok dipasangkan pada layar, sehingga
proyeksi bahan berada di atas kertas milimeter blok tersebut.
3.
Buatlah pola pada kertas milimeter blok sesuai dengan
batas garis tepi dari bahan.
4.
Setelah dilakukan penjiplakan pola (tracing) maka
sumbu a, b, dan c dari bahan dapat diukur. Sumbu a adalah sumbu terpanjang
(sumbu mayor), sumbu b adalah sumbu pertengahan (sumbu intermediate) dan sumbu
c adalah sumbu terpendek (sumbu minor).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Alat dan
Bahan
3.1.1. Alat
1.
Jangka
2.
Jangka Sorong
3.
Kertas milimeter block
4.
Over Head Projector (OHP)
5.
Penggaris
6.
Planimeter
7.
Spidol Warna
3.1.2. Bahan
1.
Jeruk
2.
Kentang
3.
Timun
4.
Telur
5.
Tomat
6.
Wortel
3.2. Prosedur
Percobaan
1.
Menentukan kebundaran (roundness) kentang, tomat, telur, dan mentimun dengan menggunakan
OHP.
·
Menempatkan bahan pada OHP sehingga bahan tersebut
dapat di proyeksikan.
·
Menggambarkan proyeksi bahan pada kertas milimeter
block.
·
Menentukan luas proyeksi terbesar dari bahan dalam
posisi bebas (Ap) dan luas lingkaran terkecil (Ac) yang membatasi proyeksi
bahan dengan planimeter.
·
Hitunglah kebundaran (roundness) bahan.
2.
Menentukan kebulatan (sphericitity) jeruk, tomat, dan telur.
·
Mengukur sumbu-sumbu dari bahan yang terdiri dari
sumbu a (sumbu terpanjang/mayor), b (sumbu pertengahan/intermediet) dan c
(sumbu terpendek/minor).
·
Menghitung kebulatan (sphericity) bahan.
3.
Menentukan volume dan luas permukaan teroritis wortel,
jeruk, dan timun.
·
Mengukur sumbu a, b, c dari bahan.
·
Menentukan kemiripan tiap bahan tersebut terhadap
bentuk-bentuk geometri seperti bulat memanjang (prolate spheroid), bulat
membujur (oblate spheroid) dan kerucut berputar atau silinder.
·
Menghitung volume dan luas permukaan teoritis bahan.
BAB
IV
HASIL
PERCOBAAN
4.1. Kebundaran (Roundness)
Tabel
1. Hasil Pengukuran Bentuk dan Ukuran Berdasarkan Kebundaran
Pengamatan (Bahan)
|
Ke
|
r1
(mm)
|
r2
(mm)
|
Rd
|
|
Kentang
|
1
|
81
|
95,5
|
0,719
|
|
2
|
75
|
112
|
0,448
|
||
3
|
86,5
|
102
|
0,719
|
||
Tomat
|
1
|
73
|
95
|
0,590
|
|
2
|
78
|
101
|
0,596
|
||
3
|
83
|
98
|
0,717
|
||
Kentang
|
1
|
81
|
103.5
|
0.612
|
|
2
|
83
|
99
|
0.702
|
||
3
|
85
|
110
|
0.597
|
||
Telur
|
1
|
72
|
90
|
0,640
|
|
2
|
70
|
90
|
0,605
|
||
3
|
67
|
87
|
0,593
|
||
Telur
|
1
|
67
|
90
|
0,554
|
|
2
|
58,5
|
87
|
0,452
|
||
3
|
64,5
|
95
|
0,461
|
4.2. Kebulatan (Sphericity)
Tabel
2. Hasil Pengukuran Bentuk dan Ukuran Berdasarkan Kebulatan
Pengamatan (Bahan)
|
Ke
|
a
(mm)
|
b
(mm)
|
c
(mm)
|
Sp
|
|
Tomat
|
1
|
59
|
53
|
20
|
0,673
|
|
2
|
56,1
|
49,6
|
19,4
|
0,674
|
||
3
|
60
|
51,1
|
4
|
0,384
|
||
Jeruk
|
1
|
46,55
|
63,25
|
54,9
|
1,112
|
|
2
|
47,40
|
61,30
|
55,7
|
1,160
|
||
3
|
42,90
|
62,40
|
54,65
|
1,213
|
||
Telur
|
1
|
52,35
|
40,55
|
31,25
|
0,773
|
|
2
|
50,15
|
38,15
|
28,2
|
0,753
|
||
3
|
51,05
|
37,75
|
28,45
|
0,744
|
||
Tomat
|
1
|
63
|
55
|
21,1
|
0,66
|
|
2
|
62,1
|
51,1
|
33
|
0,76
|
||
3
|
58,6
|
50,8
|
37
|
0,82
|
||
Jeruk
|
1
|
60,5
|
40,5
|
36
|
0,736
|
|
2
|
63
|
46,5
|
31,6
|
0,718
|
||
3
|
63,7
|
49,65
|
26,9
|
0,663
|
4.3. Kemiripan Benda
Geometri
Tabel
3. Hasil Pengukuran Bentuk
dan Ukuran Berdasarkan Kemiripan Benda Geometri.
Pengamatan
(Bahan)
|
r1
(mm)
|
r2 (mm)
|
h (mm)
|
V
(m3)
|
S
(m2)
|
|
Wortel
|
16
|
4
|
114
|
4,0112 x 10-5
|
7,202 x 10-3
|
|
Wortel
|
10,25
|
20,25
|
164
|
1,2400 x 10-4
|
1,55 x 10-5
|
|
|
a
(mm)
|
b
(mm)
|
|
V
(m3)
|
S
(m2)
|
|
Jeruk
|
54.55
|
41.75
|
-
|
5,2039 x 10-4
|
0.031702
|
|
Timun
|
119,5
|
34
|
-
|
5,8000 x 10-4
|
1,96
|
|
Timun
|
127,3
|
32,45
|
-
|
5,615 x 10-5
|
2,026 x 10-6
|
4.4.
Perhitungan
4.4.1. Kebundaran (Roundness)
v
Kentang
Rd1 =
=
= 0,719
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image014.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image016.png)
Rd1 =
=
= 0,448
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image014.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image018.png)
Rd1 =
=
= 0,719
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image014.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image020.png)
v
Kentang
Rd1 =
=
= 0.612476
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image022.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image024.png)
Rd2 =
=
= 0.702887
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image022.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image026.png)
Rd3 =
=
= 0.597107
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image022.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image028.png)
v Tomat
Rd1
=
=
= 0,59
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image030.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image032.png)
Rd2
=
=
= 0,596
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image030.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image034.png)
Rd3 =
=
= 0,717
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image030.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image036.png)
v Telur
Rd1 ![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image038.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image038.png)
Rd2![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image040.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image040.png)
Rd3![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image042.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image042.png)
v Telur
Rd1 =
=
= 0,554
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image044.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image046.png)
Rd2 =
=
= 0,452
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image044.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image048.png)
Rd3 =
=
= 0,461
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image044.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image050.png)
4.4.2.
Kebulatan (Sphericity)
v
Tomat
Sp1 =
=
= 0,673
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image052.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image054.png)
Sp2 =
=
= 0,674
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image052.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image056.png)
Sp3 =
=
= 0,384
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image052.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image058.png)
v
Telur
Sp1 =
=
= 0.773278
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image060.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image062.png)
Sp2
=
=
= 0.753472
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image060.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image064.png)
Sp3
=
=
= 0.744165
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image060.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image066.png)
v Jeruk
Sp1 =
=
= 1,112
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image068.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image070.png)
Sp2 =
=
= 1,160
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image068.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image072.png)
Sp3=
=
= 1,213
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image068.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image074.png)
v Tomat
Sp1![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image076.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image076.png)
Sp2![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image078.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image078.png)
Sp3![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image080.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image080.png)
v Jeruk
Sp1 =
=
= 0,736
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image082.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image084.png)
Sp2 =
=
= 0,718
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image082.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image086.png)
Sp3 =
=
= 0,633
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image082.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image088.png)
4.4.3. Kemiripan Benda Geometri
v Wortel
V =
h (r12
+ r1 r2 + r22)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image090.png)
=
114 (162
+ (16 x 4) + 42)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image090.png)
= 40111,855 mm3
= 4,0112 x 10-5 m3
S = π (r1 + r2) (h2 + (r1 - r2)2)1/2
= π (16 + 4) (1142 + (16 - 4)2)1/2
= 7202,402 mm2
= 7,202 x 10-3 m2
v
Jeruk
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image092.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image094.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image096.png)
v Wortel
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image098.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image100.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image102.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image104.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image106.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image108.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image110.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image112.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image114.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image116.png)
v Timun
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image118.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image120.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image122.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image124.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image126.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image128.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image130.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image132.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image134.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image136.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image138.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image140.png)
v Timun
V = 4/3 (π x a x b2)
= 4/3 (π x 127,3 x 32,452)
=
561495,6748 => 5,615 x 105
E = ![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image142.png)
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image142.png)
=
= 0,996964872
![](file:///C:/Users/DADANH%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image144.png)
S = 2πb2 + 2π ab/e sin-1
e
= 2π32,452 + 2π 127,3 x
32,45/ 0,9969 x sin-1 0,9669
=
2025975,246 => 2,026 x 10-6
BAB V
PEMBAHASAN
Dari hasil
praktikum yang terdapat dalam bab sebelumnya, diperoleh hasil yang menunjukan
bahwa suatu
bahan hasil pertanian dari suatu komoditi mempunyai bentuk dan ukuran yang
berbeda-beda hal ini disebabkan karena komoditas hasil pertanian merupakan
komoditas yang hidup (makhluk hidup) yang memiliki sistem metebolisme dan
pemecahan sel yang berbeda-beda di setiap buahnya sehingga biasanya dalam
penanganannya dilakukan sistem sortasi sebelum bahan hasil pertanian itu
ditangani selanjutnya.
Hasil
praktikum menentukan kebundaran (roundness)
dari kentang, tomat, dan telur menunjukan bahwa kentang pengukuran 1 memiliki
nilai kebundaran yang paling baik yaitu 0,719. Menurut litelatur nilai
kebundaran suatu bahan berkisar antara 0-1. Apabila nilai kebundaran suatu
bahan mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut mendekati bundar. Dari hasil
praktikum diperoleh nilai kebundaran kentang pengamtan 1 lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai kebundaran tomat dan telur. Nilai kebundaran yang
paling kecil adalah kentang pengamatan 1. Besar kecilnya nilai kebundaran suatu
bahan dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran dari bahan itu sendiri. Besarnya
jari-jari dalam dan luar suatu bahan menentukan kebulatan dari bahan itu
sendiri.
Untuk
data pengukuran kebulatan (sphericity)
menunjukan nilai kebulatan dari salah satu dta pengukuran jeruk melebihi 1. Hal
ini dikarenakan kesalahan pengukuran praktikan dalam melakukan praktikum.
Selain itu juga kekurang telitian praktikan dalam membaca angka yang ditunjukan
pada jangka sorong mempengaruhi nilai kebulatan bahan. Dari data nilai
kebulatan bahan yang memiliki nilai sphericity
yang mendekati 1 adalah tomat pengamatan 3 yaitu sebesar 0,82. Sementara
bahan yang memiliki nilai sphericity terkecil
adalah tomat pengamatan 1 yaitu sebesar 0,384. Dalam menentukan
kebulatan atau sphericity dari bahan
yang paling di perhatikan adalah dalam menentukan harga koefisien b dan c,
dimana dalam hal ini nilai dari koefisien c harus selalu lebih kecil dari
koefisien b jadi walaupun kita mengira bahwa nilai perhitungan kita adalah b
tetapi ketika kita menngukur lagi tetapi nilai yang kita ukur adalah lebih kecil
maka asumsi pertama nilai c menjadi nilai b.
Dalam menentukan volume
dan luas permukan hal yang harus dilakukan adalah menentukan koefien a, b, dan
c dari untuk bahan jeruk dan timun. Sedangkan untuk wortel yang harus dilakukan
adalah menentukan koefisien r1, r2 dan h. Kemudian
menentukan kemiripan bahan terhadap bentuk goemetri setelah diperoleh nilai
koefisien a, b, dan c, serta koefisien r1, r2 dan h
kedalam persamaan masing-masing bahan. Data pengukuran kemiripan
terhadap benda-benda geometri untuk wortel memiliki bentuk acuan kerucut
(Conic), yaitu meruncing ke arah bagian puncak. Sedangkan timun
mempunyai bentuk acuan standard bulat panjang. Serta jeruk memiliki bentuk
bulat membujur. Dari hasil praktikum menunjukan antara wortel, timun dan jeruk
yang memiliki volume terbesar adalah timun yaitu sebesar 1,96 m2 sedangkan
yang memiliki volume terkecil adalah wortel yaitu sebesar 2,026
x 10-6 m2.
BAB VI
KESIMPULAN
DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Nilai kebundaran
suatu bahan berkisar antara 0 – 1 artinya jika nilai roundness mendekati 1 maka bentuk bahan tersebut semakin bundar,
begitu juga halnya dengan sphericity,
apabila nilai sphericity
suatu
bahan mendekati 1 maka bentuk bahan tersebut semakin bulat.
2. Hal yang
membedakan antara roundness dan sphericity adalah dimana roundness itu 2 dimensi atau bundarnya
bahan sedangkan sphericity itu 3
dimensi atau kemmiripan dengan bola (bulat).
3. Volume dan
luas permukaan suatu bahan hasil pertanian dapat ditentukan dengan melihat
kemiripan dengan benda-benda geometri tertentu antara lain : bulat memanjang (prolate
spheroid), bulat membujur (oblate spheroid), dan kerucut berputar
atau silinder (tabung), yang memiliki persamaan yang telah ditentukan.
4. Kentang
memiliki nilai roundness yang paling
besar, tomat memiliki nilai sphericity yang
paling besar dibanding dengan jeruk dan telur.
5. Wortel
memiliki bentuk acuan kerucut (Conic), timun mempunyai bentuk acuan
standard bulat panjang, sedangkan jeruk memiliki bentuk bulat membujur.
6.2 Saran
1. Praktikan
harus teliti dalam melaksanakan praktikum.
2. Dalam pembacaan
jangka sorong perhatikan ketelitian jangka sorong.
3. Dalam
perhitungan hasil harus teliti dan tidak tergesa-gesa.
DAFTAR PUSTAKA
D. John. 2011. Materi Sifat
Fisik Pangan (Bentuk dan Ukuran). Available at : http://johnbalya.blogspot.com/2011/04/materi-sifat-fisik-pangan-bentuk-dan.html (diakses pada
tanggal 14 September 2013 pukul 20.15).
Gumilang, Galih. 2013. Sifat Fisik Bahan Pertanian Available at
: http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2050667-Sifat
Fisik Bahan Pertanian/ (
Diakses tanggal 13 September 2013 Pukul 08.00 WIB ).
Mohsein NN. 1980. Physical Properties of plant and Animal Materials.
Gordon and Breach, Science Publisher, Inc. New York.
Zain,
Sudaryanto., Ujang Suhadi, Sawitri
dan Ulfi Ibrahim. 2005. Teknik
Penanganan Hasil Pertanian. Pustaka
Giratuna, Bandung.